Pada Pada awalnya Sistem Informasi Geografis di Indonesia masih digunakan oleh beberapa Lembaga tertentu seperti Lembaga Antariksa Penerbangan Nasional (LAPAN) dan Bakosurtanal ( Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional dimana dalam pengerjaanya LAPAN bertugas sebagai lembaga pemerintah Indonesia non-departemen yang merekam data penginderaan jauh seperti : citra SPOT, MSS-Landsat dan TM-Landsat , data citra dari lembaga ini dapat dipesan baik dalam bentuk digital maupun dalam bentuk cetakan. Sedangkan Bakosurtanal berperan mengkoordinasikan pemetaan dasar dan penyedia data digital berbentuk peta dasar seluruh Indonesia.
Sistem Informasi Geografis mulai dikenal baik di berbagai lembaga di Indonesia baik yang departemen maupun non-departemen , namun penggunaan SIG masih bisa dikatakan kurang optimal dikarenakan banyak lembaga yang menggunakan SIG tidak secara total atau dengan kata lain masih dalam taraf coba-coba. Hal ini dikarenakan, sumber daya manusia di beberapa instansi pemakai SIG masih belum mempunyai staf yang mapan sehingga staf yang ada masih merangkap berbagai pekerjaan. Ini adalah akibat dari kurangnya perhatian terhadap pendidikan dan pelatihan Sistem Informasi Geografis into sendiri, perguruan tinggi masih sedikit yang mempelajari bidang ini, seperti UI, IPB, UGM dan ITB dan perkembangannya pun bisa dikatakan cukup lambat.
Seiring berkembangnya Sistem Informasi Geografis tersebut banyak digunakan, ternyata banyak manfaat yang dihasilkan dari penggunaan SIG itu sendiri, seperti kegiatan yang bersifat pengumpulan data, atau manajemen atau pemanfaatan data untuk keperluan analisis dan simulasi. SIG juga membantu dalam perencanaan pembangunan daerah, inventarisasi sumber daya alam, untuk pengawasan daerah bencana alam, dan lain lain. Selain itu, perkembangan SIG semakin pesat dikarenakan semakin murahnya biaya pembangunan system ruang data. Penurunan ini dapat disebabkan beberapa hal, seperti computer makin murah dan perangkat lunak SIG tertentu sudah bergabung kebentuk yang dipakai secara missal seperti Perangkat Lunak Multimedia Power Point dalam memasukkan perangkat lunak SIG sederhana seperti MapInfo terintegrasi di dalamnya atau di dalam perangkat pengolah data seperti Microsoft Excel. Masuknya data spasial di dalam jaringan komunikasi global seperti Internet juga mendorong untuk memahami data spasial dan penggunaan SIG.
Manajemen tata guna lahan
Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah untuk menentukan zonifikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya, wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum,dan jalur hijau. SIG dapat membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunanutilitas-utilitas yang diperlukan. Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentuyang bisa menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya, pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter antara lain: di luar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 5 meter dari jalan raya, dan sebagainya. Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteriaini nanti digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria. Di daerah pedesaan (rural) manajemen tata guna lahan lebih banyak mengarah ke sektor pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisitanah, ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya. Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat dibantu dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masing-masing tempat dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebarankonsumen, dan peta jaringan transportasi. Selain untuk manajemen pemanfaatan lahan, SIG juga dapat membantu dalam hal penataan ruang. Tujuannya adalah agar penentuan pola pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial yang ada, sehingga lebih efektif dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan, pedesaan, permukiman,kawasan industri, dan lainnya.
Sistem Informasi Geografis mulai dikenal baik di berbagai lembaga di Indonesia baik yang departemen maupun non-departemen , namun penggunaan SIG masih bisa dikatakan kurang optimal dikarenakan banyak lembaga yang menggunakan SIG tidak secara total atau dengan kata lain masih dalam taraf coba-coba. Hal ini dikarenakan, sumber daya manusia di beberapa instansi pemakai SIG masih belum mempunyai staf yang mapan sehingga staf yang ada masih merangkap berbagai pekerjaan. Ini adalah akibat dari kurangnya perhatian terhadap pendidikan dan pelatihan Sistem Informasi Geografis into sendiri, perguruan tinggi masih sedikit yang mempelajari bidang ini, seperti UI, IPB, UGM dan ITB dan perkembangannya pun bisa dikatakan cukup lambat.
Seiring berkembangnya Sistem Informasi Geografis tersebut banyak digunakan, ternyata banyak manfaat yang dihasilkan dari penggunaan SIG itu sendiri, seperti kegiatan yang bersifat pengumpulan data, atau manajemen atau pemanfaatan data untuk keperluan analisis dan simulasi. SIG juga membantu dalam perencanaan pembangunan daerah, inventarisasi sumber daya alam, untuk pengawasan daerah bencana alam, dan lain lain. Selain itu, perkembangan SIG semakin pesat dikarenakan semakin murahnya biaya pembangunan system ruang data. Penurunan ini dapat disebabkan beberapa hal, seperti computer makin murah dan perangkat lunak SIG tertentu sudah bergabung kebentuk yang dipakai secara missal seperti Perangkat Lunak Multimedia Power Point dalam memasukkan perangkat lunak SIG sederhana seperti MapInfo terintegrasi di dalamnya atau di dalam perangkat pengolah data seperti Microsoft Excel. Masuknya data spasial di dalam jaringan komunikasi global seperti Internet juga mendorong untuk memahami data spasial dan penggunaan SIG.
Manajemen tata guna lahan
Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah untuk menentukan zonifikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya, wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum,dan jalur hijau. SIG dapat membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunanutilitas-utilitas yang diperlukan. Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentuyang bisa menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya, pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter antara lain: di luar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 5 meter dari jalan raya, dan sebagainya. Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteriaini nanti digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria. Di daerah pedesaan (rural) manajemen tata guna lahan lebih banyak mengarah ke sektor pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisitanah, ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya. Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat dibantu dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masing-masing tempat dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebarankonsumen, dan peta jaringan transportasi. Selain untuk manajemen pemanfaatan lahan, SIG juga dapat membantu dalam hal penataan ruang. Tujuannya adalah agar penentuan pola pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial yang ada, sehingga lebih efektif dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan, pedesaan, permukiman,kawasan industri, dan lainnya.
saya sudah paham atas perkembangan yang ada paparkan melalui artikel anda lebih efektif dan efisien,kunjungi blok saya ya !!!!
BalasHapushttp;//sistes.google.com/mahasiswa.atmaluhur.ac.id/arie
http;//arie.mahasiswa.atmalhur.ac.id/